Rabu, 12 Oktober 2016

Memilih Pemimpin 1

Tentunya publik mendambakan sosok pemimpin yang benar- benar mumpuni untuk menjadi kepala daerah.
Banyak kriteria. Sehingga hampir- hampir susah untuk menemukan pemimpin yang baik.


Salah satunya :
1. Mengamalkan PANCASILA
Sila 1 PANCASILA : "Ketuhanan Yang Maha Esa"
Pada penjabarannya, seluruh warga negara Indonesia wajib menghormati keyakinan setiap pemeluk agama dan menghargai setiap pemeluk agama dalam melaksanakan ajaran agamanya.

Nah, di media pada rame tuh : sosok pemimpin yang bilang "Mau ajadi bodohin ama Al-Maidah ayat 51"

Entah dia khilaf atau apa, yang jelas dia mengucapkan itu atas kesadaran diri, tanpa ada paksaan, dan mengemukakan pendapatnya.

Perilaku dia itu bisa kita kembalikan ke dasar negara kita yaitu PANCASILA.
Sudahkah itu mencerminkan PANCASILA ?

Nah..ini membuat saya bertanya- tanya.
1. Baru jadi pemimpin provinsi aja sudah berani menentang PANCASILA. Apalagi kalo sudah pemimpin RI ? Bisa - bisa UUD 45 dan PANCASILA di ganti juga.

2. Baru jadi calon, sudah berani menistakan agama warganya. Kalo jadi sungguhan, apa lagi yang tersisa dari warganya ? Bakal lebih babak belur deh kayaknya.

3.Kyai, ulama, ustads dalam Islam sangat berhati- hati dalam menafsirkan Al-Qur'an. Begitupun umat muslim, sangat menghormati dan berusaha menjalankan sungguh- sungguh ajaran agamanya.
Ini , ada orang yang tidak kapabel sama sekali dalam hal penafsiran maupun bahasa Al-Qur'an...langsung gebrak sana gebrak sini.
Jangan- jangan dalam hal lain (ketatanegraaan, tata kota, administrasi, pembangunan dan lain- lain ...dia juga nggak kapabel sama sekali). Cuman modal berani ngomong keras, gebrak...jalan.
Tidak menutup kemungkinan semuanya adalah keputusan yang salah, sehingga yang sengsara rakyat juga.

4. Pendeta, Pastor , Rahib dan Kyai....pemimpin- pemimpin agama , walaupun tidak sepaham tapi saling menjaga toleransi yang sudah terbangun sejak Indonesia lahir. Tidak akan mengungkit hal se SARA ini ke khalayak ramai. Demi ketentraman umat. Dan menghormati INDONESIA. PANCASILA.

Apa yang mendasari seorang calon untuk tidak mengindahkan tatakrama seperti ini.
Jangan - jangan dia tidak peduli PANCASILA.
Jangan- jangan dia tidak peduli INDONESIA.
Jangan- jangan dia berpikir " Entah apa jadinya INDONESIA, ya terserahlah....Yang penting gue jadi...."

Hati- hatilah sobat.

Cermatlah dalam memilih.

Terimakasih




  

Senin, 25 April 2016

Belajar dari angka "0".....COCOKOLOGI terbaru dari gua atas seijin Tuhan

100 X 0 = 0

Ilham : dari Gusti Allah


Lo semua pasti udah tahu bahwa 100 x 0 = 0
(ya mestilah...anak SD juga tauk !!)

Nah...tiba- tiba aja gua ketiban ide tentang 100 x 0 = 0

Gua ibaratkan bahwa semua yang ada pada diri kita, entah kesehatan, PASSION, GAIRAH, uang, ilmu , bakat, pengetahuan  , waktu ......pokoknya semua yang ada yang ada pada diri kita saat ini adalah  MODAL atau dalam hal ini adalah angka yang ada di depan itu.
Nilainya bisa 1, 2, 50 , 1000 atau sejuta bahkan semilyar.

Selasa, 19 April 2016

Selingkuh butuh alasan

Mengapa Selingkuh ?

Sales : Tulus

Affair dengan Erna akhirnya terdengar juga ke telinga Sari, istri Tulus. Dia berang bukan main. Dan pertengkaran pun muncul.
Suasana di rumah bagai bara , yang mudah menjelma api yang membakar dengan hembusan angin yang sepoi sekalipun.
Tulus juga enek melihat istrinya. Menyebalkan. Sudah nggak cantik, selalu bersungut- sungut saja tiap berpapasan. Pingin nginjak tuh muka. Tapi Tulus memendam saja kejengkelan itu.

Maia oh Maia...Mengapa ??

Maia oh Maia
Sales : Baim
Part 2
 
(Untuk kisah sebelumnya bisa kamu baca di Maia oh Maia..)
Sebulan di tinggal Maia hidup Baim kian merana. Tapi karena sering diomelin Ibu, Baim –pun sering menghabiskan waktu nongkrong sama teman. Sepulang kerja, mandi , makan langsung cabut lagi.
Ibu Baim nggak bisa protes. Biarlah begitu daripada Baim bengong macam sapi ompong di rumah. Bikin sumpek.
Dari sekian teman nongkrong, akhirnya ada juga yang kesengsem sama Baim. Mitha.

Maia oh Maia....apa yang sudah kau lakukan pada anakku ???

Maia oh….Maia
Sales : Baim

Part 1

 
Sejak kuliah, baim menjalin hubungan dengan Maia. Dan hubungan ini-pun direstui kedua orang tua masing- msing. Baim sangat akrab dengan keluarga Maia, begitu juga Maia sudah diterima bagai anak sendiri oleh keluarga besar Baim. Mereka seolah sudah berjodoh.
Lulus kuliah, Maia melamar jadi PNS. Istilah kerennya CPNS.
Sedang Baim, karena sejak lama kerja sambil kuliah dia nggak perlu bingung cari kerja. Toh perusahaan tempat ia kerja lumayan bonafit, gaji lumayan dan prospek cerah. Baim betah kerja di sini.
Tinggal Maia. Tak henti- hentinya Baim membesarkan hati dan kasih suntikan semangat. Ujian jadi PNS tuh ternyata melelahkan. Butuh tenaga extra, ketabahan dan kesabaran. Penyaringan bisa memakan waktu berbulan- bulan. Alhamdulillah, Maia selalu di beri kelancaran.

Rabu, 13 April 2016

Bebek atau Burung ????

Bebek atau Burung


Suatu ketika sepasang suami istri berjalan melewati hutan yang temaram.
Satu- satunya penerangan hanya dari cahaya bulan yang menembus melalui dedaunan.
Mereka berpegangan tangan, saling menopang dan saling jaga agar tidak jatuh.

Hingga terdengar suara " Koaaaarrrkkk....Koaarrrrkk"

"Eh...suara bebek. Dimana yak ? si istri celingukan mencari sumber suara itu.
"Bebek?? Itu burung kaleeee..!!!" sang suami menimpali.

"Gimana sih beib...udah jelas itu bebek !!"
 "Bebek kok gitu. Bebek itu wek wek..Yang tadi mah jelas- jelas burung. Di hutan khan banyak burung. Dana nggak ada ceritanya di hutan itu ada bebek "  si suami menegaskan lagi.

"Tapi aku yakin itu bebek mas.... " suara sang istri mulai menegas dan meninggi.
"Bego banget sih lu...Itu burung.." sang suami tak mau kalah.

Dan mereka terus adu mulut. Baik istri maupun suami mulai mengeluarkan argument-nya. Segala teori dan hasil belajar mereka selama bertahun- tahun mereka semburkan dan tumpahkan hanya untuk memastikan bahwa suara itu adalah suara bebeka atau burung.

Mereka jadi saling sumpah, saling ejek dan saling maki.
Mereka terus  berjalan bersama, tapi dalam suasana yang benar- benar brengsek.

Sampai di suatu tempat yang agak terbuka sang suami melihat wajah istrinya. Wajah yang menjadi begitu dibencinya selama perjalanan tadi.
Ohh...wajah itu sembab oleh tangis dan tampak lelah oleh pertengkaran ini.Siapa yang membuatnya begini ? Aku sendiri ??
Sang suami menjadi iba. Entah mengapa ada yang menusuk di hatinya. Sang suami sangat mencintai sang istri, tapi entah mengapa tadi mereka saling bertengkar dengan begitu hebatnya hanya karena "Bebek atau Burung ?"Emang siapa yang peduli jika itu Bebek ? Atau siapa yang peduli jika itu burung ?"

Sang suami memeluk istrinya. "Oh..dinda, maafkan aku. Kamu mungkin betul..itu tadi bebek. Sekarang...mohon maafkan aku dan tetaplah bersamaku dan mari kita lalui hutan ini bersama- sama"

Sang istri-pun menjawab diiringi isak tangis
" Tidak kanda. Mungkin kanda benar, itu tadi burung. Maafkan dinda yang egois ...yang tidak mau mengalah pada kanda "

Mereka berpelukan.

Dan dalam detik itu mereka sadar, pertengkaran tadi untuk apa ?
Untuk bebek dan burung ?
Alangkah konyolnya.

Mereka saling mencintai dan tetap bertekat mempertahankan cintanya.
Bukan ego-nya.





Senin, 11 April 2016

Iseng BIkin Sketsa Gajah MADA

Gajah Mada Tuh kayak apa ya ???

Sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit, mustinhya ia memiliki karakter yang berwibawa sekaligus smart.
Bingung ngebayanginnya...gua malah bikin sketh kayak gini...

Siapa tahu bisa gua jadiin komik...



Sketch : By pulpen Mr. Nyo saat nganggur.
 Gimana ?? Keren nggak....??