Maia oh Maia
Sales : Baim
Part 2
(Untuk kisah
sebelumnya bisa kamu baca di Maia oh Maia..)
Sebulan di tinggal
Maia hidup Baim kian merana. Tapi karena sering diomelin Ibu, Baim
–pun sering menghabiskan waktu nongkrong sama teman. Sepulang
kerja, mandi , makan langsung cabut lagi.
Ibu Baim nggak bisa
protes. Biarlah begitu daripada Baim bengong macam sapi ompong di
rumah. Bikin sumpek.
Dari sekian teman
nongkrong, akhirnya ada juga yang kesengsem sama Baim. Mitha.
Mereka mulai sering
jalan bareng, makan bareng, nontong bareng. Cuman mandi dan tidurnya
aja yang nggak bareng.
“Baim…itu pacar
baru kamu ?” suatu hari Ibu bertanya. Saat itu Mitha mampir ke
rumah Baim.
“Bukan. Kenapa ?”
“Perasaan, kamu
sering jalan sama dia ?”
“Ah..kita teman
aja kok bu .”
“Teman apanya ?
Kalian tuh kayak orang pacaran begoo….”
“Nggak. Kita nggak
pacaran kok..” Baim tetap bersikeras.
“Ya sudah.
Ingat..kamu ada Maia. Ibu cuman ngingetin…”
“Iya bu…Baim
juga nyadar. Beneran, kita nggak pacaran kok !”
Ibu melengos pergi.
Malam ini untuk
sekali lagi Mitha dan Baim jalan bareng. D’Royal Plaza yang mereka
tuju.
Sama seperti kebanyakan anak muda yang pacaran, mereka berdua tampak
mesra banget. Bergandengan tangan, peluk cium sudah hal biasa. Toh
mereka bukan anak kecil lagi. Apakah ini artinya Baim selingkuh ?
Sejujurnya…iya. Hatinya rindu Maia, tapi raganya nempel dengan
cewek lain. Dasar cowok.
Di D’Royal
Plaza.
Panggilan masuk.
Baim melihat HP. Maia ??? OMG….Bagaimana dia bisa nerima
telfon tanpa membuat Mitha curiga ? (Dengan trik khusus dan halus
Baim agak menjauh dari Mitha. Mitha disuruhnya liat- liat baju atau
apa gitu)
“Kenapa ?” tanya
Mitha penuh curiga. Dia bukannya pergi malah mendekat ke Baim.
“Ehh..anu. Nggak
lihat baju di sebelah sana ? Kayaknya bagus- bagus deh !!” Baim
kikuk.
“Bukannya tadi ada
telfon ? Kenapa nggak di angkat ? Malah menyuruh aku pergi. Ada apa ?
Dari cewekmu ?”
Baim bengong. Musti
ngomong apa ???
Panggilan berhenti.
Kemudian panggilan
masuk lagi. Tetap dari Maia.
Baim menjawab
telepon.
“Ehh…Hai…Hallo
Maia ..!” suara Baim bergetar.
Sejenak nggak ada
suara.
“
Hallo…Beib..Heiiii…” Baim bersuara lebih keras.
“Kok nggak segera
di angkat? Kamu dimana ? Kok ramai?” suara Maia terdengar ketus.
“Eh..tadi aku
masih di belakang. Mandi. Aku di rumah aja kok. Masak ramai sih ?
Ooo… adikku bunyiin tape-nya keras- keras.
“Betul kamu di
rumah ?”
“Yapp…!!!”
“Nggak kemana-
mana ?”
“Yakk..tanpamu aku
selalu betah di rumah kok !!”
Mitha yang dengar
itu langsung menempeleng Baim.
”Plakkk !!!”
“Ehh..sebentar ya
beib !!” Baim mendelik ke Mitha. “Sakit begoo…!!!”
“Biarin….kamu
tuh ngeselin !!” Mitha balas membentak.
“Kamu nggak boleh
marah doonk…bukannya kita cuman having fun..” Baim
berusaha membela diri.
“ Kita kan nggak
ada komitmen apa- apa “ Baim sekali lagi berusaha meluruskan.
“Bodo’ “
Sekali lagi Mitha menampar Baim. Setelah itu ngeloyor pergi.
“Sial…” Baim
memaki sendiri.
“Iya…beib. Maaf
, barusan berantem sama adik…” Baim kembali ke HP.
“Ooo….kamu nggak
bohong kan?”
“Enggak !”
“Kamu berantem
sama adik atau sama cewek ?”
“Sama adik.
Suerrr!!!”
“Yakin ?”
“Yakin beib. Ada
apa sih ..tanya melulu. Aku tuh kangen sama kamu.” Baim berusaha
mendinginkan suasana.
“Oo…sebenarnya
sih aku kangen banget ama kamu. Aku sampai bela- belain beli PIZZA
buat kamu. Maksudku sih buat surprise. Eeeehh…malah aku yang
dapat surprise. Aku ngeliat cowok yang benar- benar mirip
kamu. Sama cewek. Dan tuh cewek barusan aja pergi sehabis ngegampar
tuh cowok dua kali…”
Baim diam.
“Cowok itu mirip
kamu..Atau dia emang kamu ??”
“Mmmm…kayaknya
itu orang lain deh. Aku di rumah kok “ Baim berkat pelan banget.
“Baiklah kalau
itu bukan kamu.Sekarang coba hadap ke belakang “
Baim diam mematung.
“Kenapa…? Kamu
takut ?”
Baim mengambil nafas
dalam. Dia balik kanan.
Maia ??!!!!! Dan
di tangannya ada PIZZA ukuran Jumbo. Membuka dan siap dilemparkan…
“BRAAKK…PROKK…KROMPYANG…DDDDDDDD. UHUEKK…KROMPYANG…BRAKKKK”(
maaf adegan ini di sensor karena mengandung unsur kekerasan. Coba
bayangin aja sendiri !!)
Tak ada gading yang
tak retak. Setiap manusia memiliki kesalahan. Beruntunglah mereka
yang bisa meminta maaf , diberi maaf dan memperbaiki diri.
Bagi yang tidak
beruntung, walaupun sejuta kali maaf belum tentu di kasih.
Dan itu berlaku bagi
Baim.
Sejak “hari itu “
dia tak pernah bisa bersua dengan Maia.
Ditemui nggak bisa ,
ditelpon juga nggak bisa. Setiap ke rumah Maia, orang tuan-nya juga
udah nggak respek sama Baim.
Tak ada maaf, tak
ada kesempatan.
Pintu telah
tertutup.
Maia oh
Maia…..mengapa tiada maaf darimu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar