Selasa, 19 April 2016

Maia oh Maia...Mengapa ??

Maia oh Maia
Sales : Baim
Part 2
 
(Untuk kisah sebelumnya bisa kamu baca di Maia oh Maia..)
Sebulan di tinggal Maia hidup Baim kian merana. Tapi karena sering diomelin Ibu, Baim –pun sering menghabiskan waktu nongkrong sama teman. Sepulang kerja, mandi , makan langsung cabut lagi.
Ibu Baim nggak bisa protes. Biarlah begitu daripada Baim bengong macam sapi ompong di rumah. Bikin sumpek.
Dari sekian teman nongkrong, akhirnya ada juga yang kesengsem sama Baim. Mitha.

Mereka mulai sering jalan bareng, makan bareng, nontong bareng. Cuman mandi dan tidurnya aja yang nggak bareng.
“Baim…itu pacar baru kamu ?” suatu hari Ibu bertanya. Saat itu Mitha mampir ke rumah Baim.
“Bukan. Kenapa ?”
“Perasaan, kamu sering jalan sama dia ?”
“Ah..kita teman aja kok bu .”
“Teman apanya ? Kalian tuh kayak orang pacaran begoo….”
“Nggak. Kita nggak pacaran kok..” Baim tetap bersikeras.
“Ya sudah. Ingat..kamu ada Maia. Ibu cuman ngingetin…”
“Iya bu…Baim juga nyadar. Beneran, kita nggak pacaran kok !”
Ibu melengos pergi.
Malam ini untuk sekali lagi Mitha dan Baim jalan bareng. D’Royal Plaza yang mereka tuju.
Sama seperti kebanyakan anak muda yang pacaran, mereka berdua tampak mesra banget. Bergandengan tangan, peluk cium sudah hal biasa. Toh mereka bukan anak kecil lagi. Apakah ini artinya Baim selingkuh ? Sejujurnya…iya. Hatinya rindu Maia, tapi raganya nempel dengan cewek lain. Dasar cowok.
Di D’Royal Plaza.
Panggilan masuk. Baim melihat HP. Maia ??? OMG….Bagaimana dia bisa nerima telfon tanpa membuat Mitha curiga ? (Dengan trik khusus dan halus Baim agak menjauh dari Mitha. Mitha disuruhnya liat- liat baju atau apa gitu)
“Kenapa ?” tanya Mitha penuh curiga. Dia bukannya pergi malah mendekat ke Baim.
“Ehh..anu. Nggak lihat baju di sebelah sana ? Kayaknya bagus- bagus deh !!” Baim kikuk.
“Bukannya tadi ada telfon ? Kenapa nggak di angkat ? Malah menyuruh aku pergi. Ada apa ? Dari cewekmu ?”
Baim bengong. Musti ngomong apa ???
Panggilan berhenti.
Kemudian panggilan masuk lagi. Tetap dari Maia.
Baim menjawab telepon.
“Ehh…Hai…Hallo Maia ..!” suara Baim bergetar.
Sejenak nggak ada suara.
“ Hallo…Beib..Heiiii…” Baim bersuara lebih keras.
“Kok nggak segera di angkat? Kamu dimana ? Kok ramai?” suara Maia terdengar ketus.
“Eh..tadi aku masih di belakang. Mandi. Aku di rumah aja kok. Masak ramai sih ? Ooo… adikku bunyiin tape-nya keras- keras.
“Betul kamu di rumah ?”
“Yapp…!!!”
“Nggak kemana- mana ?”
“Yakk..tanpamu aku selalu betah di rumah kok !!”
Mitha yang dengar itu langsung menempeleng Baim.
”Plakkk !!!”
“Ehh..sebentar ya beib !!” Baim mendelik ke Mitha. “Sakit begoo…!!!”
“Biarin….kamu tuh ngeselin !!” Mitha balas membentak.
“Kamu nggak boleh marah doonk…bukannya kita cuman having fun..” Baim berusaha membela diri.
“ Kita kan nggak ada komitmen apa- apa “ Baim sekali lagi berusaha meluruskan.
“Bodo’ “ Sekali lagi Mitha menampar Baim. Setelah itu ngeloyor pergi.
“Sial…” Baim memaki sendiri.
“Iya…beib. Maaf , barusan berantem sama adik…” Baim kembali ke HP.
“Ooo….kamu nggak bohong kan?”
“Enggak !”
“Kamu berantem sama adik atau sama cewek ?”
“Sama adik. Suerrr!!!”
“Yakin ?”
“Yakin beib. Ada apa sih ..tanya melulu. Aku tuh kangen sama kamu.” Baim berusaha mendinginkan suasana.
“Oo…sebenarnya sih aku kangen banget ama kamu. Aku sampai bela- belain beli PIZZA buat kamu. Maksudku sih buat surprise. Eeeehh…malah aku yang dapat surprise. Aku ngeliat cowok yang benar- benar mirip kamu. Sama cewek. Dan tuh cewek barusan aja pergi sehabis ngegampar tuh cowok dua kali…”
Baim diam.
“Cowok itu mirip kamu..Atau dia emang kamu ??”
“Mmmm…kayaknya itu orang lain deh. Aku di rumah kok “ Baim berkat pelan banget.
“Baiklah kalau itu bukan kamu.Sekarang coba hadap ke belakang “
Baim diam mematung.
“Kenapa…? Kamu takut ?”
Baim mengambil nafas dalam. Dia balik kanan.
Maia ??!!!!! Dan di tangannya ada PIZZA ukuran Jumbo. Membuka dan siap dilemparkan…
“BRAAKK…PROKK…KROMPYANG…DDDDDDDD. UHUEKK…KROMPYANG…BRAKKKK”( maaf adegan ini di sensor karena mengandung unsur kekerasan. Coba bayangin aja sendiri !!)
Tak ada gading yang tak retak. Setiap manusia memiliki kesalahan. Beruntunglah mereka yang bisa meminta maaf , diberi maaf dan memperbaiki diri.
Bagi yang tidak beruntung, walaupun sejuta kali maaf belum tentu di kasih.
Dan itu berlaku bagi Baim.
Sejak “hari itu “ dia tak pernah bisa bersua dengan Maia.
Ditemui nggak bisa , ditelpon juga nggak bisa. Setiap ke rumah Maia, orang tuan-nya juga udah nggak respek sama Baim.
Tak ada maaf, tak ada kesempatan.
Pintu telah tertutup.
Maia oh Maia…..mengapa tiada maaf darimu…



Tidak ada komentar:

Posting Komentar