HERRY …part. 2
Sales : Tiok
“Aku pinjem mobilmu yak !!” Herry
mengatakan itu di Sabtu yang cerah.
Tiok kaget. Nggak biasanya tuh anak pinjem mobil segala . Ada apa ? Tiok jadi curiga.
“Nggak salah ? Emang mobilmu kemana
?” tanya Tiok.
“Lagi dipinjem sama nyokap. Boleh
ya ? Butuh banget nih, ngantar istri ke luar kota “ desak Herry lagi.
Tiok mengambil nafas dalam.
Instingnya mengatakan “JANGAN”. Ada yang nggak beres dibalik ini semua.
“Tapi besok musti balikin yak! Kamu
tahu sendiri, ini mobil kantor. Bukan milik sendiri “
“Iya bosss….Wah, kayak nggak kenal
Herry aja. Emang kurang lama kita berteman ?” Herry tersenyum puas.
Keinginannya mulai menampakkan hasil, Tiok bersedia minjemin mobil.
Tiok tersenyum terpaksa.
“Hm..memang nggak ada alas an untuk berburuk sangka pada Herry. Toh selama ini Herry selalu baik, dan gampang kalau urusan duit.
Segera saja kunci mobil berpindah
tangan. Herry segera pamit dan cabuuuttt……
Ketika mobil hilang dari pandangan
, ada perasaan sesal di hati Tiok. Bad feeling.
Sabtu itu dilaluinya dengan penuh
kegelisahan. Anna sang istri sampai heran.
“ Ada apa sih pa ?”
Tiok nggak sanggup membendung
kekhawatirannya. Diceritakannya semuanya ke Anna.
Dan seperti yang Tiok duga. Anna
malah menyalahkan dia.
“Gimana sih pa ? Kok bisa semudah
itu papa nurut sama dia. Ini mobil lho pa ! Bukan uang satu juta dua juta. Tapi
mobil !”
Tiok hanya terdiam. Semua sudah
terlanjur. Pembicaraan ini kalau dilanjut malah akan berujung pertengkaran.
“Yahh…semoga mobilnya besok segera
kembali “ ujar Tiok pasrah.
Anna menghela nafas panjang.
Semoga
Seperti yang sudah diduga, sampai
Senin mobil tidak kembali. Tiok terpaksa naik sepeda motor untuk ke kantor.
“Wah..tumben ?” Mona menyapanya.
Tiok tersenyum kecut.
Tiok
bergegas menemui Big Boss, Pak Chandra. Dia harus bicara tentang hal ini.
Semoga aja Pak Chandra percaya.
“Memang seperti itu kejadiannya ?”
Tanya Pak Chandra dengan penuh curiga.
Tiok mengangguk penuh semangat.
Memang keadaannya seperti itu.
Pak Chandra manggut- manggut.
“Tiok. Dunia ini penuh dengan
bajingan- bajingan di balik topeng malaikat. Harusnya kamu juga sadar itu. Tapi
ada hal yang masih berat saya terima. Kamu kan tahu, mobil itu milik
perusahaan. Dan kamu juga tahu peraturannya :
HARAM untuk melepas mobil itu ke orang lain, pun terhadap teman kerja
sendiri. Dari sini kamu sudah melanggar peraturan ”.
Tiok mengangguk lesu. “Iya
pak..saya salah “
“Kecuali kalau kamu memang sudah
kerjasama dengan Heryy, ya saya nggak tahu lagi…” celetukan bos yang bernada
menuduh.
Tiok kaget. “Sumpah pak…saya nggak
seperti itu !”
“Kamu emang nggak seperti itu. Tapi
dengan kecerobohanmu, menjadi kesempatan buat pihak lain untuk menguras harta
perusahaan . Dan saya nggak suka itu !”
Tiok berusaha memberi alasan. Pak
Chandra hanya menanggapi setengah hati.
“Ahh…sudahlah Tiok. Semua sudah
terjadi. Masih beruntung aku tidak melaporkan kau ke Polisi. Udah sana..kembali
bekerja” gertak Pak Chandra.
Tiok
kesal. Dia sudah menjadi buruk di mata bos. Sialan si Herry. Dan……GOBLOK-nya
aku ini ..! keluh Tiok dalam hati.
Sejak itu Herry nggak pernah nongol lagi. Ternyata selama
ini dia tipu sana, tipu sini. Uang dari customer
yang seharusnya di setor ke perusahaan dia embat juga. Warisan dari mertua yang konon kaya raya juga ludes.
Dan terakhir keluarganya berantakan. Istri minta cerai. Herry sudah bangkrut.
Sungguh antiklimaks dari sosok Herry yang terkenal baik hati dan royal.
Ternyata…..itu semua sandiwara. Bo’ong
belaka. Yang jadi korban terpaksa pasrah. Dan yang selamat bersyukur sebesar-
besarnya.
Mengapa Herry tidak di polisikan
saja ? Konon, dia masih keponakan jauh dari big boss. Jadi, kasus- kasus
penggelapan uang seolah menguap begitu saja. Di tanggung oleh perusahaan penuh.
Tapi itu semua hanya dugaan, dan
orangpun kembali ke pekerjaan masing- masing. Emang urusan gue?
Tiok yang paling kena getahnya. Dia tidak disuruh ganti rugi mobil. Tapi
hari- hari dilalui dengan ketidaknyamanan. Tuduhan bahwa Tiok bersekongkol
dengan Herry seolah tidak lepas dari benak big boss. Sehingga bawaannya masam
melulu setiap bertemu Tiok. Kayaknya sudah nggak ada harapan untuk kembali di
percaya sang pimpinan.
Dan terpaksa Tiok undur diri. Tanpa
ada persiapan apapun. Dan uang tabungan sepeser pun.
Mungkin ini jalan yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar