Herry …part 3
Sales : Tiok
“Bahh…sialan tuh Herry !!!”
Tapi apa mau dikata. Nasi sudah jadi bubur .
Terlanjur. Sekarang Tiok melewati harinya dengan penuh kebingungan. Contact
kesana kemari berharap ada lowongan pekerjaan. Bagaimanapun hidup terus berlanjut,
dan tetap butuh duit untuk tetap hidup.
“Ikut aku aja Tiok “ Pak Herman memberi
tawaran.
Pak Herman adalah atasan Tiok yang juga udah resign
enam bulan sebelum Tiok. Oke, tawaran itu diterima. Daripada nganggur.
Tiok bersama pak Herman menjadi freelance
, yang mencari order dan kemudian dilempar ke perusahaan yang memproduksi
barang.
Karena hanya berdasar komisi, sedang
pengeluaran harian juga lumayan besar segera saja Tiok sudah kehabisan duit.
Padahal sebagian besar pengeluaran untuk pekerjaan sudah ditanggung Pak Herman.
Tapi…? Tetap aja kurang. Hingga suatu siang, saat di warung kopi Pak Herman
membuka suara.
“Tiok, susah nih kalau kondisi begini terus.
Tabunganku udah menipis. Sementara pengeluaran makin hari makin besar. Bagaimana menurutmu ?”
“Iya pak…sulit untuk diteruskan “ komentar
singkat dari Tiok.
Pak Herman manggut- manggut.
“Aku akan berhenti Tiok. Mau kerja kantoran
lagi. Kebetulan aku ditawari. Jadi kuambil saja kesempatan itu “
“Iya pak. Ambil aja. Mumpung ada. Entar keburu
disamber orang “
“Kamu nggak papa kan?”
“Nggak papa pak “
Kemudian hening. Bekerja bersama Pak Herman
juga memberinya banyak wawasan. Berat untuk ditinggalkan, tapi tanpa Pak
Herman…gimana menjalaninya ?
Tiok mulai memikirkan untuk cari kerja lagi.
Sore hari mereka berpisah. “Semoga sukses
selalu “
Saling mendo’akan yang terbaik.
Deru knalpot motor bebeknya bercampur dengan
lalulintas yang hiruk pikuk. Lampu Merah. Tiok berhenti. Di sebelah kanannya ,
berhenti juga AVANZA putih. Iseng Tiok memperhatikan si empunya AVANZA.
“Herry ? Ah..nggak mungkin. Tapi kok mirip ya
?”
Kayaknya si empunya AVANZA juga nyadar kalau
diperhatikan Tiok. Dia membuka kaca. “Tiok !!!” serunya.
“Herry ?”
Busyet …itu Herry beneran. Dasar edan tuh
anak, sudah jadi dalang penggelapan duit masih aja bisa bergaya.
Herry memberi isyarat untuk menepi. Tiok pun
ikut menepi.
“Wee….mas brow !! Gimana kabarnya !!” Herry
mengulurkan tangan dengan sumringah.
Tiok menyambutnya dengan senyum canggung.
“Baik “
Melihat Tiok agak jaga jarak Herry maklum.
“Ah, sudah kerja dimana sekarang ?”
(Setan, rupanya dia tahu juga kalau aku sudah
keluar : batin Tiok).
“Hmm..masih nganggur nih “
“Lho…bukannya kau banyak channel.
Manfaatin dong !”
“Iya…” Tiok tersenyum ipis.
“Nggak enak omong disini. Kita cari kafe yuk
!!”
Bak kerbau dicocok hidungnya, Tiok mau aja.
Toh dia juga nganggur. Dan lagian sesudah kejadian Herry “menggelapkan mobil
perusahaan” Tiok tidak dituntut apapun. Jadi nggak ada ruginya bagi Tiok.
Cuman dia jadi kehilangan pekerjaan. Urusan dengan Herry dianggapnya sudah
selesai. Sudah Tiok maafkan.
“Kerja apa sekarang ?”
Herry hanya tertawa kecil mendengar itu.
“Tio…tiok. Kamu masih aja polos. Emang kalau
nggak kerja kita nggak bakalan makan? Nggak khan? Masih banyak cara agar kita
nggak kerja tapi tetap bisa makan dan bersenang- senang “.
“Meski dengan menipu “ tandas Tiok lagi.
“Buahh..ha..ha. Rupanya kau masih sakit hati.
Ayolah..Kamu kan tidak kurugikan apapun. Yang kuambil adalah milik perusahaan.
“Tapi namaku yang jelek”
“Ah…sebenarnya kau tetap diterima di
perusahaan itu. Toh yang kau laporkan tetap namaku. Jadi sebenarnya kamu tetap
bersih “
“Tapi kenyataannya tidak begitu “
“Oke..oke. Kita disini akan ngebahas masa lalu
yang nggak bakal terulang kembali atau ngebahas masa depan nih ?”
Tiok meredam emosinya. Sosok Herry bear- benar
musti di waspadai. Tiok nggak mau terjebak untuk kedua kali.
“Aku sekarang mecoba jadi distributor bahan
kimia Tiok. Dan aku butuh sales yang tahan banting untuk memperkenalkan
produk-ku ini. Kamu tertarik ?”
Sebelum Tiok menjawab “tidak” Herry
menyodorkan kartu namanya.
“Nggak usah dijawab sekarang. Pasti kamu butuh
waktu untuk memikirkannya.” pungkas Herry.
Tiok termangu.
“ Oke..sudah dulu yak. Aku ada prospek
yang musti kutemui.”
Tiok mengangguk.
Dan seperti biasa Herry yang membayar
semuanya. Masih royal seperti biasa.
AVANZA putih melaju, meninggalkan Tiok yang
siap juga hengkang dari tempat itu.
Herry kayaknya udah berubah. Tapi juga nggak
mudah bagi Tiok untuk percaya lagi.
Besok dia akan mencari kesempatan lain, asal
bukan Herry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar