Lebih baik ada teman daripada…….
Sales : Erna
Selepas dari perusahaan, Erna menganggur.
Dan ini bahaya banget. Erna paling nggak suka nganggur dan diam di rumah. Dia
ingin selalu aktif dan bergerak. Makanya
jangan heran kalo lihat dia sering lari- lari siang hari. (Apa hubungannya
nganggur dan lari- lari siang hari ? Nggak nyambung banget)
Saat nganggur Erna jadi aktif menulis.
Sudah puluhan surat lamaran kerja dia tulis dan dia kirim ke berbagai macam
perusahaan. Mulai perusahaan kelas teri, kelas tuna, kelas paus, perusahaan
lokal maupun interlokal dia labrak semua
tanpa ampun. Tapi sampai detik ini belum juga ada panggilan. Hadeewww…
Erna juga memaksimalkan teman- temannya.
Mulai Ima, Amin, Toha, Bobby, Renny…semuanya disuruh cari tahu info lowongan
kerja di tempat kerja masing- masing. Jika ada loker segera hubungi Erna. Di
081615061950. Ingat !! Di nomor ini. ERNA. Bukan yang lain.
Tapi sampai detik ini belum juga ada kabar.
Hadeewww….
Bagaimana ini ? Erna bingung. Hidup tanpa
kerja tuh bagai malam nggak berbintang. Nggak asyik bangeeeet.
KERJA…KERJA…KERJA….itu yang selalu
terngiang di telinga. Dan berkelebat di pikiran.
Tapi kerja apa ???
Sebuah SMS masuk. Dari Tulus (Ngapain lagi
tuh anak menghubungi gue ?)
“di rumah ?”
Erna nggak membalas.
“kok nggak dibalas ?”
Erna tetap nggak membalas.
Panggilan masuk. Tulus. Erna menekan tombol
silent.
Sampai tujuh panggilan dari Tulus dan Erna
tetap nggak mau angkat telepon.
SMS masuk lagi.
“angkat dong….!!! Katanya butuh kerja “
Erna mulai tertarik.
Panggilan masuk lagi. Tulus. Erna
sebenarnya ogah berhubungan lagi dengan Tulus…tapi godaan untuk bisa bekerja
ternyata jauh lebih besar.
Erna menerima panggilan itu.
“Ya ..hallo”
“Aduuuhhh…sombong banget sekarang. Nggak
mau dihubungin….”suara Tulus terdengar renyah.
“Aku sibuk. Ada apa ?”
“Ada lowongan kerja. Mau ?”
“Dimana ?“
“Idii..h. Nggak sopan kalee tanya hal
sepenting ini lewat telepon. Apa nggak bisa ketemuan ?”
(Bangsat : batin Erna)
“Aku sibuk !!!”
“Paling kamu sibuk tidur. Ayolah !! Bisa ya
? Ketemuan sebentar gitu !!” Tulus tetap merayu. Benar- benar mulut seorang
sales.
“ Mmmm……”
“Halaah..pake mikir. Aku kesana sekarang”
“Jangann…”
“Lho..kenapa ?”
“Kamu kan udah tahu “
(status Erna yang janda memang bikin repot.
Setiap ada tamu laki- laki, pasti jadi gunjingan tetangga. Erna di cap sebagai
janda yang doyan masukin laki- laki non muhrim. HUH…bikin emosi jiwa. Makanya
Erna lebih memilih ketemuan di luar rumah aja. Jauh dari mata tetangga)
“Kita ketemuan di WAPO SUN CITY aja !” Erna
membuka suara.
“Emang kamu ada kendaraan ? Naik apa ?”
“Taxi “
“Hallah. Kelamaan. Kujemput sebentar
setelah itu langsung cabut”
“Baiklah “
“Oke..see
you. I miss u. Mmmuaaah”
TUUUUUTTT..Panggilan berakhir.
Setan !! Mengapa harus Tulus lagi ? Selama
ini Erna sudah berusaha menghindar setengah mati, tapi tetap aja pengaruh Tulus
masih membayanginya. Brengsek..
Erna pun segera
berdandan.
Tulus memeluknya dengan erat. Erna dengan
canggung menerimanya.
“Kamu tambah cantik aja “ sanjung Tulus.
“Modus “
“Sumpah..”
“Hallah…”
Mereka tertawa renyah.
Sesampai di WAPO, Tulus memesan Kopi Aceh
(nama kopi nya aja Tulus baru dengar..makanya pengen coba). Sedang Erna memesan
The Tarik Medan.
Mereka mencari tempat duduk dekat dinding
kaca yang menghadap keluar. View-nya
bagus.
“Gimana anak- anak ?” Erna basa- basi
bertanya.
“Baik. Kamu ?”
“Baik”
“Sudah interview
kemana aja ?”
“Ada sih beberapa. Tapi belum ada yang
cocok “( Erna berbohong. Belum ada satupun
panggilan yang masuk).
Tulus mengeluarkan kartu nama dari
dompetnya.
“Coba kirim CV kesitu. Atau titipin ke aku.
Lebih cept lebih baik”
“Perusahaan apa nih ?”
“Farmasi “
“Aku nggak begitu paham dunia obat”
“Di coba dulu. Siapa tahu rejeki kamu.
Kalau emang nggak cocok, kita cari yang lain”
Erna manggut- manggut.
“Thank’s ya “ Erna berterimakasih dengan sungguh-
sungguh.
“Aahhh…”Tulus mengibaskan tangannya.
(maksudnya : jangan berterimakasih
seperti itu. Kita khan suami istri…....lho ???)
“Trus..gimana dirimu selama ini ?” Tulus
mulai menunjukkan perhatiannya.
“Gimana bagaimana maksudnya ?”
“Caramu melewati hari demi hari tanpaku ..”
“Ye…ge-er
banget. Emang siapa elo ?”
“Yayang
elo “
“Yee…Siapa bilang. Kita udah nggak ada
hubungan apa- apa lagi “
“Ayolah…kita tahukan bahwa kata “putus” itu
hanya omong kosong saja. Hati kita tetap satu “
Erna merasa perutnya jadi mulas mendengar
rayuan Tulus. Bahkan terasa mau muntah
juga. Kata- kata manis yang tidak berujung manis. Malah pahit saja akibatnya.
Tulus memberanikan diri memegang tangan
Erna. Reflek Erna mundur, namun jemarinya ditarik dengan kuat oleh Tulus.
Terjadi gaya tarik menarik. Nggak ada yang mau ngalah. Dan akhirnya mereka
berdua jadi lirikan beberapa pasang mata pengunjung yang lain.
Erna mengalah. Dibiarkannya Tulus memegang
erat jemarinya.
Ada rasa kesal , tapi ada juga rasa nyaman.
Paling tidak Erna tidak sendirian. Ada Tulus, yang selama ini selalu
membantunya. Baik moril maupun spiritual. Andaikan Tulus seseorang yang masih
sendiri, tentu perkaranya jauh lebih mudah.
Erna luruh. Dia sebenarnya sudah lelah
bersandiwara sebagai sosok yang tegar. Tapi untuk saat ini dia harus. Erna
nggak ingin Tulus masuk lagi dalam hatinya. Biarlah dia menjadi seorang teman.
Teman yang mesra. Itu lebih baik daripada nggak ada teman sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar